Senin, 14 Januari 2013

SAKRAMEN BAPTIS

Hari Minggu tanggal 12 Januari 2013, Gereja merayakan Hari Raya PembaptisanTuhan. Pada hari itu juga Paroki Santa Theresia Delta Kapuas Menerima anggota baru melalui pembaptisan anak dan dewasa. satu orang dewasa dan empat orang anak menerima Sakramen Pembaptisan oleh Pastor Paroki St. Theresia Delta Kapuas, Pastor Ignatius Michael Warsito, OFM. Cap. Dalam Homilinya Pastor Warsito menegaskan pentingnya pembabtisan sebagai tanda diterimanya seseorang kedalam Gereja Katolik. Pembabtisan adalah sarana keselamatan yang diperlukan umat manusia.

Selamat untuk para baptisan baru, semoga kita yang telah dibaptis yang telah diberi rahmat awal keselamatan dapat memasuki pintu gerbang keselamatan. Jika kita terus mempertahankan rahmat itu dengan hidup kudus, menolak dosa dan segala keinginan berbuat dosa, dan terus tinggal di dalam Tuhan, dan dalam perbuatan kasih, maka kita bertumbuh dan berjalan menuju kepenuhan janji keselamatan itu. Singkatnya, agar kita diselamatkan, kita yang sudah dibaptis harus hidup sesuai dengan janji Pembaptisan kita. Mari kita berjuang dengan bantuan rahmat Tuhan, agar kita dapat setia kepada-Nya sampai pada kesudahannya, sehingga di akhir nanti kita dapat mendengar suara Allah, “Engkaulah anak-Ku, yang Kukasihi, kepadamu-lah Aku berkenan.”(Luk 3:22)




Berikut sedikit ulasan tentang Sakramen Baptis yang ditulis oleh Ingrid Listiati, lulusan program studi S2 di bidang teologi di Universitas Ave Maria - Institute for Pastoral Theology, Amerika Serikat.



Pembaptisan: pintu gerbang Keselamatan

Sedikitnya ada tiga kesempatan penting di mana Yesus sendiri menyatakan bahwa Pembaptisan adalah permulaan jalan menuju keselamatan kekal. Pertama, Yesus sendiri memberi diri-Nya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, di awal masa pewartaan Injil dan pernyataan diriNya sebagai Mesias. Pembaptisan Yesus ini bukan berarti penghapusan dosa- karena sebagai Putera Allah, Yesus tidak berdosa- namun Yesus menunjukkan rasa solidaritas kepada kita manusia yang berdosa, dan memberi contoh akan langkah awal yang harus kita ambil untuk dapat mengambil bagian dalam kehidupan Allah.

Kedua, dalam pembicaraannya dengan Nikodemus, Yesus menghubungkan keselamatan kekal dengan Kerajaan Allah (lih. Yoh 3:16 dan Yoh 3:3,5). Yesus berkata bahwa seseorang harus dilahirkan kembali di dalam air dan Roh agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah (lih. Yoh 3:5). Kelahiran kembali di dalam air dan Roh inilah yang disebut sebagai Pembaptisan. Karena itu, Pembaptisan ini menjadi pintu gerbang kehidupan di dalam Roh dan awal yang memungkinkan kita menerima sakramen-sakramen yang lain, yang menguduskan kita dan mengarahkan kita kepada keselamatan kekal. Melalui Pembaptisan, dosa-dosa kita diampuni; kita dilahirkan kembali sebagai anak-anak angkat Allah, sebagai anggota Kristus dan dipersatukan dengan Gereja-Nya, serta mengambil bagian di dalam misi Gereja. Tentu, dilahirkan kembali di dalam Roh Kudus ini hanya mungkin jika seseorang bertobat dari segala dosa, dan mempunyai iman akan Allah Tritunggal yang menyelamatkan kita melalui Yesus Kristus.

Ketiga, sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan amanat kepada para murid-Nya, untuk mewartakan Injil dan membaptis semua bangsa (lih. Mat 28:19-20). Oleh karena Kristus sendiri mengajarkan bahwa Pembaptisan itu diperlukan untuk keselamatan dan kebahagiaan abadi, maka Gereja Katolik juga mengajarkan demikian.

Makna Sakramen Pembaptisan

Pembaptisan berasal dari kata “baptizein” (Yunani) yang artinya “mencelup”. Pencelupan ke dalam air ini melambangkan dimakamkannya kita sebagai manusia lama ke dalam kematian Kristus, dan keluarnya dari air melambangkan kebangkitan kita bersama dengan Kristus sebagai ‘manusia baru’. Pada saat Pembaptisan inilah, kita dapat berkata, ‘aku yang dulu sudah mati, sekarang aku hidup bersama Kristus dan di dalam Kristus’. Artinya, kita dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus (Yoh 3:5), menjadi ciptaan yang baru (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (Gal 4:5-7), mengambil bagian dalam kodrat ilahi (2 Ptr 1:4), anggota Kristus (1 Kor 12:27), ahli waris bersama Kristus (Rom 8:17) dan kenisah Roh Kudus (1 Kor 6:19). Oleh rahmat Allah kita dimampukan untuk meninggalkan dosa-dosa dan kebiasaan lama yang buruk, untuk hidup baru seturut dengan ajaran Kristus.

Pembaptisan juga dikatakan sebagai Penerangan, karena melalui sakramen ini kita menerima Sabda, yaitu Kristus, Sang Terang dunia. Maka oleh Pembaptisan kita menjadi anak-anak terang (1 Tes 5:5), bahkan menjadi terang itu sendiri (Ef 5:8) yang meneruskan Terang Kristus. Melalui Pembaptisan kita diubah menjadi serupa dengan Kristus, dan kita ditandai dengan meterai rohani yang tak terhapuskan.

Rahmat Pembaptisan: Pembersihan dari dosa dan Pembaharuan dalam Roh

Pencelupan ke dalam air yang melambangkan kematian ‘manusia lama’ di dalam Kristus, membawa dua macam rahmat. Pertama adalah pembersihan dari dosa-dosa, kedua adalah kelahiran kembali dan pembaharuan di dalam Roh Kudus. Dengan demikian rahmat pembaptisan merupakan perwujudan dari firman Tuhan yang dikatakan oleh rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yaitu “jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya… Demikianlah hendaknya… bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rom 6:6-7, 11)

Melalui pembaptisan, kita dibersihkan dari segala dosa, baik dosa asal (dari Adam) maupun dosa pribadi yang dilakukan sebelum dibaptis. Namun demikian, kita tetap tidak terbebas dari kecondongan kepada dosa, atau yang dikenal sebagai ‘concupiscentia‘ (keinginan tak teratur). Keinginan tak teratur ini ‘tertinggal’ agar kita terus berjuang untuk mengalahkannya, agar kelak kita menerima mahkota (2 Tim 2:5). [12] Itulah sebabnya, pada saat dibaptis, kita memang diubah menjadi kudus, namun selanjutnya, kita harus berjuang mempertahankan kekudusan itu dengan mengalahkan kecondongan berbuat dosa. Bukanlah memang demikian halnya? Setelah dibaptis, contohnya, kita masih saja mengalami godaan untuk marah, malas, berdosa dengan mulut dan pikiran, dst. Namun, kuasa dan rahmat Roh Kudus yang kita terima dalam Pembaptisan memungkinkan kita untuk mengalahkan dorongan tersebut, dan memilih melakukan perintah Tuhan.

Jika kita terus menerus memilih mengikuti kehendak dan perintah Tuhan, maka di akhir nanti kita akan dibenarkan oleh Tuhan. Hal ini yang diartikan sebagai “keselamatan”. Namun sebaliknya, jika setelah dibaptis, kita memilih untuk mengikuti kecondongan berbuat dosa dari pada mengikuti perintah Tuhan, maka kita akan ‘kehilangan’ rahmat keselamatan tersebut; bukan karena meterai rohani yang diberikan oleh Allah itu terhapus oleh dosa, ataupun rahmat Tuhan itu kurang ‘berkuasa/powerful‘, tetapi karena kita dapat, oleh kehendak sendiri menolak keselamatan tersebut. Jadi keselamatan bukanlah rahmat yang diperoleh seketika untuk selamanya, melainkan rahmat yang harus selalu kita jaga dan pertahankan, agar kita dapat terus bertumbuh di dalam rahmat itu.

Makna kedua dari Pembaptisan adalah pembaharuan di dalam Roh Kudus, dan ini dinyatakan tidak saja dengan di dalam hidup kita sebagai individual, tetapi juga di dalam kelompok sebagai pengikut Kristus. Melalui Pembaptisan, kita diurapi oleh Roh Kudus, dan digabungkan menjadi anggota dalam Kristus. Urapan Roh Kudus yang mengalir dari Kepala kepada anggota Tubuh-Nya menjadikan kita mengambil bagian di dalam misi Kristus sang Kepala, sebagai imam, nabi dan raja.

 

Hanya ada satu Pembaptisan

Begitu pentingnya makna Pembaptisan, yang meninggalkan pada kita meterai rohani yang tak terhapuskan, maka Gereja Katolik mengajarkan bahwa hanya ada satu Pembaptisan. Kristus sendiri mengajarkan hal ini, saat Ia berkata pada Rasul Petrus yang memohon kepada Yesus untuk mempermandikan dirinya. Yesus berkata, “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi…” (Yoh 13:9-10). Tertullian, mewakili para Bapa Gereja melihat hal ini sebagai tanda bahwa para murid telah menerima baptisan Yohanes, dan karenanya tidak perlu dibaptis lagi oleh Kristus.[ Dengan demikian Gereja Katolik mengakui satu pembaptisan yang mengukirkan meterai rohani yang tak terhapuskan dan tak dapat diulangi.

‘Satu Baptisan’ ini mempersatukan kita umat Katolik dengan para pengikut Kristus dari gereja lain. “Sebab mereka itu, yang beriman akan Kristus dan dibaptis dengan sah (di dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus), berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, sungguhpun tidak secara sempurna. Sungguhpun begitu, karena mereka dalam baptis dibenarkan berdasarkan iman, mereka disaturagakan dalam Kristus. Oleh karena itu mereka memang dengan tepat menyandang nama Kristen, dan tepat pula oleh putera-puteri Gereja Katolik diakui selaku saudara-saudari dalam Tuhan.” 

Sekarang, bagaimana dengan mereka yang menginginkan Pembaptisan, namun sebelum menerima baptisan mereka sudah meninggal, atau para martir yang belum sempat dibaptis? Untuk hal ini Gereja Katolik mengajarkan bahwa, selain Pembaptisan oleh air, dikenal juga Pembaptisan darah, yaitu mereka yang menyerahkan nyawanya sebagai martir untuk membela iman mereka. Para martir ini dibaptis untuk dan bersama Kristus oleh kematiannya. Selanjutnya juga dikenal Pembaptisan oleh keinginan (Baptism of desire), seperti pada para katekumen yang wafat sebelum menerima Pembaptisan. Mereka diselamatkan oleh kerinduan mereka akan Pembaptisan, oleh penyesalan atas dosa-dosanya dan cinta kasih mereka. Juga semua orang yang tidak mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan, sebab orang-orang semacam itu dapat menginginkan Pembaptisan, seandainya mereka sadar bahwa baptisan diperlukan untuk mencapai keselamatan. Hal ini dimungkinkan karena “Kristus telah wafat bagi semua orang… dan Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang, untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan Misteri Paska itu.”

 Referensi : http://katolisitas.org/236/sudahkah-kita-diselamatkan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar