Senin, 03 Desember 2012

SANTO YOHANES DARI DAMASKUS



Yohanes lahir pada sekitar tahun 676 di Damaskus, Syria. Pada saat itu kota Damaskus sudah dikuasai oleh orang-orang Muslim, keluarga Yohanes menghormati para penguasanya sambil tetap beriman Kristen secara taat. Ia adalah putera dari Sargun bin Mansur, adalah seorang mentri keuangan Kalifa/Gubernur Abdul Malek. Pada suatu hari, ayahnya membebaskan seorang biarawan Kristen yang tertangkap oleh bajak laut Saracen bernama Kosmas. Kosmas kemudian menjadi pembimbing Yohanes, sementara Yohanes juga bersekolah di sekolah Muslim di kota itu. Hal ini membuat Yohanes terdidik sangat tinggi. Yohanes kemudian menggantikan ayahnya dengan jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi. Ketika ayahnya wafat, Yohanes diangkat menjadi gubernur kota Damaskus.

Pada saat itu munculah ajaran ikonoklasme atau ajaran yang melarang penggunaan patung dan gambar-gambar kudus. Yohanes terdorong untuk melakukan pembelaan terhadap penggunaan patung dan gambar-gambar kudus dengan membuat sebuah apologi. 

Pada waktu itu, kaisar mengeluarkan perintah yang melarang umat Kristiani memiliki patung atau pun gambar-gambar Yesus Kristus dan para kudus. St. Yohanes tahu bahwa kaisar salah. Yohanes harus menghadapi Kaisar Byzantium yang menolak penggunaan patung dan gambar-gambar kudus. Karenanya, ia bergabung dengan yang lainnya untuk mempertahankan tradisi Kristiani. Paus sendiri meminta Yohanes untuk terus mengatakan kepada rakyat bahwa memiliki patung atau pun gambar-gambar kudus adalah suatu hal yang amat baik. Patung maupun gambar-gambar tersebut membantu mengingatkan kita akan Yesus Kristus, Bunda Maria dan para kudus. Tetapi kaisar tidak mau taat kepada Bapa Suci. Ia terus saja melarang patung dan gambar-gambar ditempatkan di tempat-tempat umum. 

St. Yohanes dengan berani menulis tiga pucuk surat. Ia meminta kaisar untuk mengakhiri jalan pemikirannya yang salah. Suatu ketika St. Yohanes dituduh berkhianat dalam suratnya, yang sebenarnya suratnya telah dipalsukan oleh seseorang yang dapat menulis mirip dengan Yohanes sehingga surat itu sangat menyakinkan, dan Yohanes dihukum untuk dipotong tangannya. Tetapi Bunda Maria mengunjunginya dan mengembalikan tangannya seperti semula. Melihat hal itu, Gubernur menyadari bahwa Yohanes tidak bersalah dan menawarinya jabatan yang semula miliknya. Yohanes menolak dan memilih menjadi biarwan, mengikuti jejak Kosmas saudaranya, dan kemudian menjadi imam di biara St. Sabas. Bersama seorang biarawan lainnya, ia mencipta banyak syair dan madah-pujian. Karya ini dicemooh oleh para biarawan yang lebih tua, karena pada masa itu, pekerjaan menulis syair dianggap sebagai pekerjaan tercela, meskipun karya-karya itu bernafaskan nilai-nilai keagamaan. Meskipun demikian Yohanes terus saja mencipta dan beberapa madah-pujian yang digubahnya masih tetap dinyanyikan hingga kini. 

Ia terus menulis buku-buku yang mengagumkan untuk mempertahankan iman Katolik. Sementara itu, ia juga melakukan segala pekerjaan kasar di biara. Suatu hari ia bahkan pergi untuk berjualan keranjang di pinggir jalan kota Damaskus. Banyak orang yang mengenal Yohanes sebelumnya berlaku kejam terhadapnya dengan menjadikannya bahan tertawaan. Ini dia orang yang dahulunya adalah gubernur kota yang hebat, sekarang berjualan keranjang. Coba bayangkan betapa berat penderitaan yang harus ditanggung oleh St. Yohanes. Tetapi ia tahu bahwa semua uang yang ia peroleh akan dipergunakan untuk kepentingan biara. Ia senantiasa memikirkan Yesus, Putera Allah, yang memilih untuk dilahirkan di sebuah kandang yang hina. Kemudian, ia merasa berbahagia dapat meneladani kerendahan hati Kristus. St. Yohanes wafat dengan damai dan tenang pada tahun 749.


Setelah kematiannya, ia juga kemudian juga sempat dikutuk oleh sinode Konstantinopel pada tahun 754 karena menentang ikonoklasme. Ia kemudian dibela pada Konsili Nikea II pada tahun 787. Pada tahun 1890, Paus Leo XIII mengangkatnya sebagai Pujangga Gereja.

Sumber: 

http://www.indocell.net/yesaya
http://santosantagereja.blogspot.com/2012/12/st-yohanes-dari-damsyik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar