Pertanyaan umat :
“Pastor sy mau tanya nich, aturan puasa pd hari Rabu Abu dan Jumat Agung, makan kenyang 1 kali dalam sehari itu artinya apakah selama 24 jam hanya makan 1 kali atau makan tetap 3 kali tapi yang kenyang hanya 1 kali, 2 kalinya makan dikit aja??? TK.”
Jawab :
Aturan puasa dan pantang yang diumumkan selama masa prapaska adalah aturan umum dan sifatnya adalah ‘minimal’.
Hal itu bisa kita lihat misalnya tentang siapa yang wajib puasa dan hari-hari mana yang ditegaskan pantang dan puasa.
Jadi rumusan makan kenyang 1 kali sehari, adalah aturan kendornya. Maka orang yang mau membuat lebih keras asal hakekat puasa tidak diabaikan, yakni latihan rohani untuk meningkatkan keutamaan – adalah sah.
Tegasnya memang orang sah makan 3 kali sehari dan yang kenyang sungguh sekali saja. Tetapi tetap boleh orang benar-benar puasa seperti muslim, yakni cuma makan sekali saja sehari, asal pilihan ini tidak menyebabkan misalnya merasa menjadi lebih hebat dan suci dari orang lain, atau lalu menjadi malas dan manja karena alasan puasa, atau diam-diam mengeluh dalam hati karena harus puasa.
Lihatlah ukuran ‘kenyang’ itu pun relatif. Banyak dari antara kita tidak mudah menentukan manakah batas ‘kenyang’nya itu. Ada yang menganggap kenyang artinya sampai full dan tidak muat lagi, yang lain lagi kenyang artinya merasa cukup.
Maka aturan minimalistis tadi sebaiknya tidak usah dipersulit penafsirannya. Kalau memang susah ya sudah fokuslah kepada tobat selama masa prapaska ini. Lalu pikirkan bentuk nyata pertobatannya mau diungkapkan dengan cara apa? Tidak marah? Tidak omong kotor? Tidak ngerasani jelek teman? Tidak mudah berpikir jelek teman ….? Itu sudah bentuk puasa atau pantang juga bukan?
Tetapi tentu yang dimaksudkan Puasa dan Pantang – sungguh minimal berhubungan dengan makan dan konsumsi kita.
Akhirnya marilah kita tangkap maksud suatu aturan sbg bantuan/panduan agar kita bisa mengembangkan kebaikan dan keutamaan baik rohani maupun sosial, dan bukan pembatasan atas hak dan kebebasan kita.
Kontekstualisasi dari aturan-puasa tersebut untuk situasi kita: Puasa fesbuk, puasa telpon-chatting untuk urusan kepuasan (perasaan), puasa rokok, puasa kunjungi cafe, night-club, puasa memaki, puasa miras, dst, dst yang dibuat semata-mata hanya untuk urusan kepuasa melulu….
Ini baru namanya pengekakangan diri, pengendalian diri.
Sumber : http://liturgiekaristi.wordpress.com/2011/03/08/aturan-puasa-dan-pantang-selama-masa-pra-paskah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar