Rabu, 22 Februari 2012

MARI BER-EKARISTI DENGAN BAIK DAN BENAR

Agar diperhatikan hal-hal berikut:

1. Masuk ke Gereja membuat tanda salib. Jangan buru2, tetapi hayatilah dan syukurilah bahwa karena rahmat Baptis anda bisa bergabung ke dalam persekutuan Gereja. Jangan membiasakan memberi air suci pada orang lain dengan mengulurkan jari anda. Ketika anda dibaptis anda dipanggil dengan nama pribadi anda, berarti sangat personal, maka tanda salib jangan dibuat dengan asal2an.

2. Perayaan Ekaristi/ Misa Kudus  adalah rangkaian doa. Maka tanda salib hanya dilakukan pada AWAL dan AKHIR MISA KUDUS saja yaitu ketika imam memulai dan mengakhiri misa. Jangan buat tanda salib banyak-banyak. Tanda Salib disini menunjuk pada tanda salib biasa dan bukan penandaan dahi, bibir, dan dada dengan salib yg tetap harus dilakukan saat bacaan injil.

Santai Dulu Dong

Konon, 10 Perintah Tuhan itu sebenernya bukan untuk orang Israel, melainkan untuk bangsa lain tapi justru bangsa lain yang ditawari menolak.
Begini ceritanya ...

Malaikat ke Italia.
Malaikat :" Hei kamu orang Italia, mau perintah Tuhan nggak ?"
Orang Italia :" Apa isinya ?"
Malaikat :" Jangan membunuh !"
Orang Italia :" Sori yach, kami ini mafia, membunuh adalah kegiatan kami."

Lalu malaikat itu terbang ke Rusia.
Malaikat :" Hei kamu orang Rusia, mau perintah Tuhan nggak ?"
Orang Rusia :" Apa Isinya ?"
Malaikat :" Sembahlah Tuhanmu !"
Orang Rusia :" Sori yach, kami ini nggak percaya ama Tuhanmu !"

Lalu malaikat itu terbang ke Cina.
Malaikat :" Hei kamu orang Cina, mau perintah Tuhan nggak ?"
Orang Cina :" Apa isinya ?"
Malaikat :" Jangan berdusta !"
Orang Cina :" Sori yach, kami ini pedagang, dikit-dikit mah masih ngibul."

Malaikat tersebut menjadi frustrasi.
Akhirnya ia terbang ke orang Israel.
Siapa tahu mereka mau, pikir si malaikat.

Malaikat :" Hei kamu orang Israel, mau perintah Tuhan nggak ?"
Orang Israel :" Bayar nggak ?"
Malaikat :" Ini gratis !"
Orang Israel :" OK, kami minta SEPULUH !"

Just 4 laugh Ketawa Ngakak

Selasa, 21 Februari 2012

Masa Prapaskah


Masa prapaskah
Berlangsung selama empat puluh hari memiliki dua makna pokok:
1.      Untuk mempersiapkan para calon baptis dan bagi yang sudah dibaptis untuk mengenangkan pembaptisan yang sudah diterima.
2.      Membina semangat tobat kaum beriman untuk lebih mendengarkan  Sabda Allah dan berdoa sehingga siap merayakan misteri paskah.

Suasana Masa Prapaskah:
1.      Sebaiknya diwarnai semangat doa dan mati raga sebagai bentuk tobat atau retret Agung.
2.      Puasa dan patang serta pertobatan diwujudkan secara nyata baik secara pribadi, keluarga, kelompok maupun kebersamaan umat beriman.
3.      Devosi jalan salib pada hari jumat sangat diajurkan.
4.      Setelah doa jalan salib diadakan misa kudus di gereja, misa kudus tersebut harus dimulai sejak awal.

Petunjuk Liturgis:
1.      Warna liturgi selama masa prapaskah ialah ungu.
2.      Nyanyian selama Minggu prapaskah I sampai degan minggu prapaskah IV bernuansa tobat.
3.      Nyanyian pada Minggu Prapaskah V hingga pekan suci bernuasa sengsara Tuhan.
4.      Penyelubungan salib dan patung dimulai pada hari Minggu prapaskah V, untuk salib dilepas pada hari Jumat Agung, sedangkan untuk patung dan lukisan utama dibuka menjelang malam paskah.

Dekorasi dan alat musik  gereja selama masa prapaskah
1.      Dekorasi altar tidak mengunakan bunga.
2.      Alat  musik hanya digunakan digunakan sejauh untuk mendukung nyanyian
3.      Hanya khusus hari Minggu Prapaskah IV (Minggu Laetare atau Suka cita) altar boleh dihias dengan bunga dan orgel serta alat musik lain boleh digunakan

Pax et Bonum


Senin, 20 Februari 2012

Seminar Sehari – Hidup yang Diubahkan Kristus Melalui Ekaristi


Siapa yang mau hidup dalam kesakitan?

YESUS memang mempunyai banyak pengikut yang ingin dimuliakan di Surga, tetapi hanya sedikit yang bersedia memanggul salib bersama Dia.

Banyak yang ingin menikmati penghiburan Yesus, tetapi sedikit yang sanggup menderita pencobaan-Nya.
Banyak sekali yang suka duduk makan bersama Yesus, hanya sedikit yang bersedia ikut serta berpuasa dengan Dia.

Semua orang ingin bersuka ria bersama Yesus, hanya sedikit jumlahnya yang mau menderita sengsara bersama Yesus.

Rabu Abu : Asal Mula Perayaan & Penggunaan Abu

oleh: P. William P. Saunders *

Seorang teman Protestan bertanya mengapa orang Katolik mengenakan abu pada hari Rabu Abu. Bagaimanakah asal mula perayaan dan penggunaan abu?
seorang pembaca di Purcellville

Penggunaan abu dalam liturgi berasal dari jaman Perjanjian Lama. Abu melambangkan perkabungan, ketidakabadian, dan sesal / tobat. Sebagai contoh, dalam Buku Ester, Mordekhai mengenakan kain kabung dan abu ketika ia mendengar perintah Raja Ahasyweros (485-464 SM) dari Persia untuk membunuh semua orang Yahudi dalam kerajaan Persia (Est 4:1). Ayub (yang kisahnya ditulis antara abad ketujuh dan abad kelima SM) menyatakan sesalnya dengan duduk dalam debu dan abu (Ayb 42:6). Dalam nubuatnya tentang penawanan Yerusalem ke Babel, Daniel (sekitar 550 SM) menulis, “Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu.” (Dan 9:3). Dalam abad kelima SM, sesudah Yunus menyerukan agar orang berbalik kepada Tuhan dan bertobat, kota Niniwe memaklumkan puasa dan mengenakan kain kabung, dan raja menyelubungi diri dengan kain kabung lalu duduk di atas abu (Yun 3:5-6). Contoh-contoh dari Perjanjian Lama di atas merupakan bukti atas praktek penggunaan abu dan pengertian umum akan makna yang dilambangkannya. 

ATURAN PUASA DAN PANTANG SELAMA MASA PRA PASKAH

Pertanyaan umat :
“Pastor sy mau tanya nich, aturan puasa pd hari Rabu Abu dan Jumat Agung, makan kenyang 1 kali dalam sehari itu artinya apakah selama 24 jam hanya makan 1 kali atau makan tetap 3 kali tapi yang kenyang hanya 1 kali, 2 kalinya makan dikit aja??? TK.”

Jawab :
Aturan puasa dan pantang yang diumumkan selama masa prapaska adalah aturan umum dan sifatnya adalah ‘minimal’.

Hal itu bisa kita lihat misalnya tentang siapa yang wajib puasa dan hari-hari mana yang ditegaskan pantang dan puasa.